Social Links
AMRI | Spiritual Bisnis
251
archive,category,category-spiritual-bisnis,category-251,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

Oleh: Suhu Wan (Ketum AMRI dan Owner 84 Idolmart) Sejak dari tahun 15 tahun yg lalu saya sering diundang untuk mengisi seminar dan pelatihan kewirausahaan, bahkan sudah keliling di lebih 60 kota se Indonesia. Kesibukan mengurus dan mengembangkan bisnis saya dan mengisi seminar membuat waktu saya...

Banyak orang berdoa hanya sebagai rutinitas, tidak mengerti dan meresapi makna doanya, mulut komat-kamit tapi pikiran entah kemana, tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan. Semestinya kita mengerti dan benar2 meresapi makna doa yg diucapkan, menyatu hati dan pikiran (khusu), yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa yg...

Ada komentar yg menarik dari seorang peserta seminar saya yg berkata bahwa dia saat ini sudah “tidak ngoyo” untuk mengambangkan bisnisnya. Dg 1 toko sekarang semua kebutuhan hidupnya sudah tercukupi dg lumayan. Menurutnya jika dia membuka cabang maka nanti menjadi banyak pikiran termasuk akan sulit...

Bersikaplah tenang dan rileks setiap menghadapi masalah atau cobaan yg terjadi. Yakinlah Allah tidak akan memberikan cobaan lebih dari yg sanggup kita jalani. Dg bersikap tenang, sering suatu masalah dapat mendatangkan solusinya sendiri. Ada juga masalah yg terselesaikan hanya dg berlalunya waktu....

Oleh : Suhu Wan Kebangkrutan dari bisnis yg pertama memberikan pelajaran yg sangat berharga bagi saya, bahwa banyak hal yg tidak dapat kita atasi sendiri. Selama dua tahun berada di jurang kebangkrutan, saya berusaha berjuang sekuat tenaga, namun yg terjadi saya justru masuk ke jurang yg...

Ketika kita lapar, tangan ibu yg menyuapi. Ketika kita haus, tangan Ibu yg memberi minuman. Ketika kita menangis, tangan ibu yg mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yg menadah syukur, memeluk kita erat dg deraian air mata bahagia. Ketika kita mandi, tangan ibu yg meratakan air ke...

Yg paling menyakitkan bukanlah : “saat kita lagi sangat bersedih, namun tidak ada satupun teman untuk berbagi” Melainkan : “Saat kita lagi sangat berbahagia, namun tidak ada satupun teman untuk membagi kebahagiaan tsb”....