Social Links
AMRI | MODAL DENGKUL (Bagian-1)
19841
post-template-default,single,single-post,postid-19841,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

MODAL DENGKUL (Bagian-1)

Oleh : Suhu Wan (Ketum AMRI & Owner 84 Idolmart)

Tahun 2001 dengan dana yang sangat terbatas (hampir 0) saya membuka toko ke-3 dengan teumpat usaha bahkan saya miliki. Saat itu tidak jauh dari rumah saya, ada tanah kosong yang posisinya persis di perempatan didalam perumahan Cikarang Baru, Bekasi.

Awalnya saya mendatangi developer dan menyatakan niat mau membeli tanah tersebut dan disepakati saya akan bayar dengan uang muka (DP) 30%, sisanya (70%) dengan cash bertahap selama 12 bulan. Saat itu saya hanya memegang uang Rp 750 ribu dan saya langsung menyerahkan sebagai tanda jadi.

Kemudian saya nego untuk uang muka (DP) bisa dicicil dan akhirnya disepakati Selama 4 kali pembayaran sebesar Rp 4,8 juta setiap cicilan. Saya meminta pembayaran DP pertama 2 bulan kemudian dengan alasan uangnya baru ada saat itu. Sedangkan sisa 70% yang dicicil selama 12 bulan sebesar Rp 4,5 juta perbulan.

Saat itu saya masih bekerja dan baru memiliki 1 kios kecil ukuran 3 X 6 meter. Uang gaji hanya cukup untuk makan sedangkan keuntungan kios masih baru sekitar Rp 4 juta per bulan. Saya sebenarnya ragu-ragu dengan pengeluaran untuk tanah itu apakah saya mampu mengangsur setiap bulan?

Oh ya saya sempat bertanya pada developer saat membayar uang tanpa jadi Rp 750 ribu, apakah sebelum lunas tanah itu boleh saya bangun? “Secara peraturan tidak boleh” jawabnya,”tetapi jika mau dibangun Silahkan saja dengan risiko jika pembayaran putus di tengah jalan harus dibongkar”.

Saat itu juga saya mulai “bermimpi” agar toko saya secepatnya bisa dibangun dan berjalan tanpa menunggu pembayaran tanah lunas dulu. Walaupun belum ada gambaran uang untuk membangun ruko dari mana (kecuali ada keuntungan kios Rp 4 juta per bulan yang untuk mencicil tanah saja masih kurang) namun saya tidak berhenti untuk “action”, melakukan apa yang bisa saya lakukan.
JANGAN SAMPAI HAL YANG TIDAK BISA KITA LAKUKAN MEMBATASI HAL YANG BISA KITA LAKUKAN.

Action pertama saya merencanakan akan membangun toko seluas 96 meter2, (tanah seluas 120 meter2). Namun dihitung-hitung saya tidak ada dananya. Kemudian saya coba mengecilkan rencana akan membangun setengah dari ukuran semula (bertahap) namun dananya juga tidak ada. Akhirnya saya memutuskan ya sudah jika membangun toko ukuran kecil (48 meter2) “pusing” tidak ada dananya, membangun toko yang lebih luas (96 meter2) juga “pusing” tidak ada dananya, maka mendingan membangun yang luas saja, kan sama “Pusingnya” ??

Alhamdulillah 3 bulan kemudian toko seluas 96 meter2 sudah berdiri dan sudah berjalan serta menghasilkan keuntungan. Apa saja yang saya lakukan, dg sangat sedikit uang tunai saya bisa membangun dan membuka toko? Silahkan simak tulisan berikutnya.

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment