Social Links
AMRI | MENCAPAI TUJUAN DENGAN “MALAS”
20216
post-template-default,single,single-post,postid-20216,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

MENCAPAI TUJUAN DENGAN “MALAS”

 

Oleh : Suhu Wan (Owner Idolmart & Ketum AMRI)

Walau 4 tujuan ini (memiliki 1 juta karyawan, pembayar zakat terbesar, inspirator/fasilitator bagi 1 juta pengusaha, membantu pengentasan kemiskinan) sudah saya tetapkan pada belasan tahun yang lalu, pencapaian terbanyak justru saya raih pada 3 tahun terakhir.

Perkembangan bisnis saya selama 3 tahun terakhir mengalahkan 17 tahun saya sebelumnya di bisnis. Apa yang saya lakukan di 3 tahun terakhir dan tidak saya lakukan ditahun-tahun sebelumnya?

Selama 3 tahun terakhir saya membuang DAFTAR APA YANG HARUS DILAKUKAN dan membuat DAFTAR APA YANG JANGAN DILAKUKAN. Saya jadi lebih santai dan bahkan….malas. Lho kok santai dan malas bisa menjadi lebih sukses?

Dengan lebih santai dan malas saya memiliki banyak waktu-waktu terbaik yang menghasilkan ide-ide cemerlang untuk bisnis saya. Ya…ide-ide terbaik kadang dihasilkan saat saya sedang berlibur dipinggir pantai dengan keluarga, saat saya sedang bersantai di kampung atau saat saya sedang tidak melakukan apa-apa.

Ide-ide hebat jarang muncul disaat kita sibuk bekerja apalagi dikejar waktu dan tergesa-gesa bahkan stres. Kondisi yang memicu kreatif dan intuisi tertinggi berada pada saat kita santai, tenang dan diam. Inilah yang membuat bisnis saya berkembang pesat pada 3 tahun terakhir, disaat saya punya banyak waktu untuk bersantai.

Saya malas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sejalan dengan tujuan yang hendak saya capai. Akibatnya saya menjadi sangat selektif dalam memilih kegiatan, lebih fokus kepada kegiatan yang selaras dengan tujuan. Saat kita fokus meraih tujuan, semua alam semesta mendukung kita, banyak kebetulan-kebetulan yang terjadi.

Seperti “kebetulan saja” secara beruntun, AMRI (Asosiasi Masyarakat Ritel Indonesia) berdiri 3 tahun yang lalu. Ritel University (RU) yang merupakan tempat belajarnya para pedagang2 juga baru dimulai. JN Mart yang merupakan pilot project dari minimarket milik umat juga sudah opening. Saya juga baru mengelola sebuah lembaga ZISWAF (zakat, sedekah, infak dan wakaf) di Sentul.

Jika bisnis merupakan aktualisasi dari tujuan saya yang ke-1 (memiliki 1 juta karyawan) dan ke-2 (pembayar zakat terbesar) saya, maka AMRI, RU, JN Mart dan ZISWAF adalah bagian dari aktualisasi tujuan saya yang ke-3 (menjadi inspirator dan fasilitator bagi 1 juta pengusaha) dan ke-4 (membantu pengentasan kemiskinan).

3 tahun terakhir saya melakukan lebih banyak hal dengan menggunakan waktu yang lebih sedikit, sehingga saya banyak waktu yang bisa saya berikan pada keluarga dan sosial. Berbagi waktu dengan istri dan anak-anak saya, sering berkumpul dengan semua keluarga besar, sering berkumpul dengan orang sekampung yang diperantauan, sering pulang kampung, sering ke kampus almamater saya untuk berbagi dll.

Setiap dihadapkan pada suatu kegiatan dan pertemuan, saya seleksi dengan pertanyaan,”Apakah ini akan selaras dengan tujuan dan bermanfaat atau akan menambah kebahagiaan saya?”. Jika jawabannya “Ya” akan saya lanjutkan, jika jawabannya “Tidak” akan saya hentikan.
Dengan fokus pada kegiatan yang hanya sesuai tujuan dan kebahagiaan, energi saya hari ini lebih besar dari sebelumnya, jauh lebih besar dari pada saya masih muda.

Apa gunanya kekayaan tetapi kita tidak bahagia, selalu kekurangan waktu, hidup tergesa-gesa, dibawah tekanan dan selalu stres.
Yang kita inginkan di lubuk hati terdalam kita adalah waktu yang melimpah, kasih sayang, kedamaian, kesadaran spritual, kepercayaan diri dan bermanfaat bagi sebanyak mungkin umat.

Sungguh tiada maksud dari saya untuk pamer diri, ini hanyalah murni keinginan saya untuk berbagi dan memberikan contoh yang lebih riil dari postingan saya sebelumnya CERDAS YANG MALAS.

Semoga kata-kata MALAS yang saya sampaikan tidak disalah artikan, kita harus malas agar kita bisa FOKUS. Kita harus malas dalam arti membuang semua kegiatan yang tidak bermanfaat. MALAS itu sama artinya dengan fokus. Sebenarnya jika kita mau jujur, hanya 20% dari semua kegiatan kita yang menghasilkan manfaat/kemajuan. Sedangkan kegiatan kita yang 80% kebanyakan adalah kegiatan “sampah” atau kegiatan yang tidak/kurang bermanfaat.

Bagi siapa saja yang merasa sudah bekerja keras, kehabisan banyak waktu, hidup serasa dikejar-kejar sesuatu, stres dll…cobalah ambil nafas panjang sejenak, bersikap tenang. Buanglah semua kegiatan yang tidak selaras dengan tujuan dan tidak bermanfaat. Gunakan untuk bersantai, tetapkan kembali tujuan hidup, tujuan yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan kebahagiaan kita.

Kesuksesan sejati adalah menghabiskan waktu sebagaimana yang kita sukai, menyalurkan bakat terbaik kita, menjadi berharga bagi orang-orang yang kita sayangi, dan memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin umat.

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment