Social Links
AMRI | MENAMBAH VARIASI BARANG YANG DIJUAL
19158
post-template-default,single,single-post,postid-19158,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

MENAMBAH VARIASI BARANG YANG DIJUAL

Oleh : Suhu Wan *)

Seperti yang berulang kali saya sampaikan bahwa pelanggan datang ke bisnis kita adalah untuk membeli barang yang kita jual. Pelanggan datang ke toko kita bukan karena mau membeli rak atau etalase kita, bukan mau menemui karyawan kita, sekali lagi dia datang mau membeli barang. Jika barang yang dia perlukan tidak tersedia di toko kita maka dia tidak akan belanja.

Besarnya omset yang kita dapatkan akan sangat tergantung dari KETEPATAN dan BANYAKNYA VARIASI barang yang kita jual. Ketepatan barang yang dijual adalah kesesuaian barang yang tersedia dengan kebutuhan pelanggan yang datang atau calon pelanggan toko kita. Bagaimana cara mengetahui ketepatan barang yang kita jual? Harus kita analisa dengan cara menghitung ITO (Inventory Turn Over) setiap barang, mana yang fast moving, slow moving, barang abadi, barang pelengkap, barang yang over stock bahkan dead stock. Bagi yang belum faham tentang ITO silahkan baca banyak sekali tulisan saya di ritelnews.com

Sejak memulai bisnis dengan membuka kios 3 x 6 meter (Toko Nada) pertama kali saya sudah berprinsip PELANGGAN SUDAH DATANG DAN BELANJA KE TOKO SAYA, MEREKA PUNYA KEBUTUHAN BARANG YANG LAIN, KENAPA TIDAK SAYA SEDIAKAN? Prinsip inilah yang membuat omset toko nada yang awalnya hanya Rp 200 ribu per hari dapat menjadi Rp 2 juta per hari. Prinsip selalu menambah variasi barang inilah yang saya pertahankan sampai saat ini, yang konsisten membuat omset saya selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Seorang pelanggan pernah berkata pada saya, “Pak cari kado ulang tahun di toko nada ini untuk anak yang sudah sekolah gampang, tetapi untuk anak yang belum sekolah susah”.
Saya bertanya pada pelanggan tersebut, “Menurut Ibu saya harus menyediakan barang apa untuk kado ultah bagi anak yang belum sekolah?”
“Mainan Pak, anak yang belum sekolah kadonya adalah mainan”, jawabnya. Akhirnya saya menambah mainan di toko saya dan pembelian dari pelanggan yang sudah datang menjadi meningkat.

Saat Idolmart pertama di Tambun berdiri tahun 2007, disaat bulan ramadhan saya menyediakan bazar buku-buku agama di toko saya. Selama ini Bapak-bapak yang mengantar anak atau isterinya belanja ke toko banyak yang menunggu hanya di depan toko dan tidak ikut belanja karena praktis tidak banyak barang yang dia perlukan ada di toko saya. Saat saya menambah variasi dengan menjual buku-buku agama, akhirnya Bapak-bapak itu ikut belanja juga dan menjadi pelanggan toko saya. Menambah variasi barang selain meningkatkan pembelian dari pelanggan yang ada juga menambah calon pelanggan baru.

Sampai saat ini menambah variasi barang adalah suatu kebijakan yang terus saya lakukan di bisnis saya, team pengadaan bertanggung jawab untuk selalu mencari, menambah barang baru yang dijual, baik menambah jenis kelengkapan barang yang sudah ada (kedalaman) atau mencari jenis barang yang sama sekali baru (pelebaran). Tentu saja dalam memilih barang baru ini harus dilakukan dengan cara bertahap, karena jika langsung dalam jumlah banyak (variasi maupun item) tentu saja akan berisiko. Ingat “Peluru dulu baru meriam”.

Menambah variasi barang yang dijual ini hanyalah 1 strategi dari 50 strategi untuk meningkatkan omset dan laba di toko. Untuk mengetahui apa 49 strategi yang lain silahkan Bang dan Non baca artikel saya di ritelnews.com

Silahkan dishare dan undang teman sebanyak-banyaknya untuk belajar bisnis di:
t.me/amrinasional

Salam ? jari AMRI

*) Ketum DPP AMRI dan Owner Idolmart Group

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment