Social Links
AMRI | KEPEMIMPINAN LEVEL 5
20283
post-template-default,single,single-post,postid-20283,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

KEPEMIMPINAN LEVEL 5

Sumber : Buku Good To Great By Jim Collins
Tahun 1971, Kimberly-Clark, sebuah perusahaan tua yang tidak berkembang mengangkat Darwin Smith sebagai CEO.
Smith, pengacara internal perusahaan dengan tingkah laku lembut, merasa tidak yakin dewan telah membuat keputusan yang tepat. Perasaan ini diperkuat ketika seorang direktur membisikkan kepada Smith bahwa kualifikasinya kurang untuk sebagai CEO. Tetapi dia tetap menjadi Dirut dan bertahan selama 20 tahun.
Selama 20 tahun Smith membukukan hasil yang luar biasa, dia menciptakan transformasi mencengangkan, mengubah Kimberly-Clark menjadi perusahaan kertas terkemuka di dunia. Ini adalah kinerja cemerlang, salah satu teladan terbaik di abad ke-20 mengenai bagaimana membawa satu perusahaan bagus dan menjadikannya hebat.
Walaupun Smith terlihat lembut, pendiam dan tidak menebarkan aura sebagai pahlawan, jangan dikira dia lembek atau lemah hati. Sifatnya yang pemalu berkombinasi dengan tekad baja, bahkan tahan menghadapi penderitaan dalam hidup. Smith tumbuh sebagai anak miskin di Indiana. Dia berhasil masuk kuliah di Indiana Univesity dan sambil bekerja di International Harvester. Suatu hari dia mengalami kecelakaan kerja dia kehilangan sebagian dari jarinya, namun dia tetap masuk kuliah pada hari itu.
Dua bulan setelah diangkat menjadi CEO, dokter mendiagnosis Smith menderita kangker hidung dan tenggorokan, memperkirakan umurnya kurang dari setahun. Smith memberitahu dewan direksi keadaan itu tetapi juga menegaskan bahwa dia belum meninggal dan belum punya rencana untuk segera meninggal.? Smith terus mempertahan pekerjaannya sambil setiap minggu menjalani terapi radiasi dan hidup 25 tahun lagi, sebagian besar sebagai CEO.
Smith menyuntikkan tekad baja untuk membangun kembali Kimberly-Clark terutama saat dia membuat keputusan dramatis dalam sejarah perusahaan : menjual pabrik di Kelimberly, Wisconsin, dan menggelontorkan semua dana ke dalam bisnis yang langsung berhubungan dengan konsumen. Saat itu dia dikritik dan dibilang bodoh oleh pada analis di Wall Street. 25 tahun kemudian, Kimbely-Clark sukses luar biasa, membeli Scott Paper dan mengalahkan P & G dalam 6 dari 8 kategori produk.
Kala pensiun, Smith merenungkan kinerjanya yang luar biasa, hanya mengatakan,”Saya hanya tidak pernah berhenti mencoba untuk menjadi orang yang memenuhi kualifikasi untuk jabatan yang saya sandang”.
Darwin Smith merupakan contoh dari Pemimpin Level 5, seseorang yang meramu kerendahan hati dengan tekad profesional yang kuat. Kami mendapati para pemimpin tipe ini (pemimpin level 5) sebagai pemimpin setiap perusahaan bagus ke-hebat dalam setiap transisi. Sebaliknya ketidak hadiran kepemimpinan level 5 muncul sebagai pola konsisten dalam perusahaan pembanding (yang gagal).
Pemimpin level 5 memiliki dualitas: sederhana dan penuh tekad, rendah hati dan pemberani. Ambisi pertama-tama dan utama untuk perusahaan dan bukan untuk kekayaan atau popularitas pribadi. Pemimpin level 5 juga ingin melihat perusahaan menjadi lebih sukses lagi di generasi berikutnya dengan menyiapkan pengganti yang hebat. Sebagaimana dikatakan seorang pemimpin level 5,”Saya ingin memandang jauh dari beranda saya ke salah satu perusahaan hebat di dunia satu hari nanti dan mampu berkata,”Saya dulu bekerja disana.”
Sebaliknya para pemimpin perusahaan pembanding lebih peduli dengan reputasi diri mereka sendiri, sehingga mereka kerap gagal menyiapkan perusahaan bagi generasi berikutnya. Mayoritas perusahaan pembanding kami menemukan para CEO yang merancang penerus mereka untuk gagal atau memilih penerus lemah, atau keduanya.
Ternyata pemimpin selebritis/legendaris yang didatangkan dari luar perusahaan berkorelasi negatif dengan upaya membawa perusahaan bagus ke-hebat. 10 dari 11 CEO bagus ke-hebat datang dari dalam perusahaan, sementara perusahaan pembanding mencoba CEO dari luar 6 kali lebih sering.
Perbedaan antara pemimpin level 5 (perusahaan bagus ke-hebat) dengan pemimpin perusahaan pembanding bisa digambarkan dengan jendela dan cermin. Pimpinan perusahaan pembanding, setiap ada momen keberhasilan maka dia akan melihat ke cermin, inilah keberhasilan saya, inilah prestasi saya, jika tidak ada saya maka tidak akan ada keberhasilan ini. Sebaliknya jika ada momen kegagalan maka dia akan melihat jendela, ini adalah kesalahan bawahan saya, mereka bekerja tidak maksimal, mereka tidak loyal, dan jika tidak ada yang bisa disalahkan maka dia akan bilang ini adalah “nasib sial”, tanpa pernah mau menyalahkan diri sendiri atau mau mengambil tanggun jawab.
Sementara sikap pemimpin level 5 disaat ada momen keberhasilan maka dia langsung melihat jendela, langsung menunjuk keberhasilan ini karena kerja bawahan saya, tanpa ada mereka (team) maka tidak akan ada keberhasilan ini, bahkan jika didesak bahwa keberhasilan ini murni karena dirinya (tidak ada faktor dari orang lain atau bawahan) dia tetap akan menolak dan mengatakan bahwa ini hanyalan kebetulan atau keberuntungan (nasib baik) saja. Sebaliknya jika terjadi momen kegagalan dia akan melihat ke cermin, ini adalah kesalahan saya, saya salah memberi intruksi dan pengarahan kepada team, dia akan langsung mengambil alih tanggung jawab (walaupun itu ada faktor kesalahan bawahannya), berusaha tidak menyalahkan orang lain.
Jika suatu perusahaan yang memiliki pimpinan perusahaan bagus ke-hebat, saat karyawan dan semua orang di perusahaan itu ditanya apa kuncinya, maka mereka semua menjawab karena pimpinannya yang level 5, tetapi giliran pemimpin level 5 itu ditanya, dia selalu menolak bahwa keberhasilan itu karena dirinya, dia mengatakan itu adalah kerja keras team, saya beruntung memiliki teman-teman yang hebat dan bekerja dengan team yang loyal dsb. Jika dibuktikan bahwa dirinya faktor “terpenting” tetap dia akan menolak dan jika tidak ada alasan lagi dia bilang itu hanya “nasib baik”.
Jadilah pimpinan yang hebat (level 5), atau jika memilih seorang pimpinan pilihlah orang yang melihat jendela jika sukses, dan melihat cermin jika gagal, jangan sebaliknya. Saya selalu menyampaikan tentang hal ini saat memimpin meeting para manejer, supervisor atau seluruh kepala toko di Idolmart. Alhamdulillah para kepala toko misalnya, mereka selalu berusaha (walau mungkin baru sebatas usaha kecil atau kata-kata) jarang sekali saat ada masalah di toko mereka menyalahkan bawahannya di depan saya. Tetapi sikap dan sifat pemimpin level 5 ini semuanya harus dimulai dari kita dulu sebagai pimpinan puncak, barulah bawahan akan meniru atasannya. Apakah setiap orang bisa menjadi pemimpin level 5? Bagaimana caranya? Akan saya lanjutkan pada tulisan berikutnya.
Selamat pagi, semoga bermanfaat
Suhu Wan
DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment