Social Links
AMRI | GARA-GARA SPANDUK BUKU TULIS TERMURAH
19575
post-template-default,single,single-post,postid-19575,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

GARA-GARA SPANDUK BUKU TULIS TERMURAH

Pada bulan Juli 2009, saya memajang spanduk yang bertuliskan:

“BUKU TULIS SIDU 38 Rp 12.500 per pak”
(minimal belanja Rp 30.000)

Tidak ada satu toko pun yang menjual buku sidu seharga Rp 12.500 karena harga modal (grosir) adalah Rp 13.500?, sehingga setiap 1 pak terjual saya “rugi” sebesar Rp 1.000.

Kenapa bisa demikian? Bisa karena ada “syarat dan ketentuan berlaku”?yakni harus belanja produk lain dulu seharga Rp 30.000 dengan laba kotor sekitar Rp 7.500 (margin 25%). Jadi walaupun dari buku rugi 1.000 namun setiap transaksi tetap untung 6.500 (7.500 dikurangi rugi 1.000).

Saat itu seluruh anak sekolah pasti akan beli buku tulis (yang terkenal di Jabodetabek adalah buku sidu), selain itu mereka juga pasti akan membeli pulpen, pinsil, sampul buku, tas dll, sehingga untuk memenuhi syarat minimal belanja 30 ribu itu tidak akan sulit untuk dilakukan.

Gara-gara spanduk tersebut toko saya ramai sekali pelanggan yang datang, karena semua orang hapal harga buku saat itu (toko saya yang termurah pastinya?), bahkan pemilik toko yg lain pun datang, grosir datang.

Ada distributor yang datang dan kesal melihat harga di spanduk tersebut, sehingga dia bertanya pada karyawan toko,”Mas itu harga di spanduknya benar buku tulis sidu Rp 12.500?”
“Benar Pak” jawab karyawan.
“Saya beli deh 1.000 karton, ada nggak?” tanya distributor lagi.
“Bisa Pak, tetapi Bapak harus belanja barang lain dulu senilai Rp 25.000 setiap pak buku-nya” jawab karyawan Lagi.
“Gila saya harus belanja berapa ratus juta untuk produk lain”, kata distributor dengan jengkel dan berlalu meninggalkan toko?
#suhuwan

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment