Social Links
AMRI | CARA TUMBUHKAN BISNIS DENGAN MODAL SANGAT KECIL DENGAN HASIL YANG SANGAT BESAR
18434
post-template-default,single,single-post,postid-18434,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

CARA TUMBUHKAN BISNIS DENGAN MODAL SANGAT KECIL DENGAN HASIL YANG SANGAT BESAR

Oleh: Ahmad Ali Saefudin *)

Di forum ini tentu adalah pengusaha. Ada yang baru merintis dan Ada pula yang telah Malang melintang.

10 tahun lalu saat saya merintis usaha saya sudah membikin Rencana2 dan visualisasi. Visualisasi itu dalam bentuk tulisan panjang tentang “hasil akhir” dari sebuah usaha alat kesehatan. Tanpa ku sadari setelah waktu yang ditentukan, hasilnya melebihi harapan.

Dahulu saya hanya mengenal bussines plann. Berisi tentang banyak hal yang secara detil harus saya tuliskan. Sebagai sebuah alat, rencana bisnis sangat “njlimet. Sehingga saya membuat berhalaman-halaman dan tak pernah selesai saya tulis. Saya cukup kesulitan dalam memahami dan mempraktikkan rencana bisnis. Apalagi kalo sudah masuk ke wilayah angka-angka dan rumus dalam akutansi. Saya merasa kurang gesit menggunakan alat rencana bisnis.

Akhir tahun 2016 saat bisnis menghadapi tantangan finansial disebabkan membeli beberapa ruko, tiba2 saya sadari telah over investasi. Kata bang Wan, : “kaya harta tapi miskin uang”. Faktanya persediaan barang di seluruh toko semakin lama semakin berkurang, mengakibatkan omset menurun tajam dari Sebelum2 nya. Inting saya mengatakan bisnis ku akan bangkrut. Tapi saya tidak membiarkan kekacauan terlalu lama menguasaiku. Kesadaran tersebutlah yang membuatku merasa perlu untuk menggali tool yang lebih mudah diterapkan. Kemudian saya menerapkan bisnis model kanvas.

Kenapa disebut kanvas, sebab ia hanya satu lembar tapi menggambarkan banyak hal dalam bisnis yang rumit. Seperti pelukis yang menggambar pemandangan dengan berbagai detil alamnya diatas satu lembar kanvas.

Tidak serumit teorinya, dari 9 blok dalam kanvas saya hanya perlu memahami apa yang saya perlukan. Saya memerlukan cost struktur (struktur biaya) yang rendah. Apa yang saya lakukan? saya
menjual salah satu aset ruko saya yang tidak lagi saya gunakan. Hanya satu treatment saja telah memperbaiki seluruh bisnis. Apalagi jika memperbaiki banyak hal dalam struktur biaya. Seperti misalnya, mengurangi atau menghilangkan aktifitas bisnis yang kurang produktif, membangun team work yang efektif, hanya membeli alat mesin second atau cukup memperbaiki jika rusak, membangun trus dengan banyak suplier yang kualifikasinya import.

Jadi dalam bisnis canvas pada awalnya saya hanya fokus di blok kiri dengan 4 blok agar bisnis kembali sehat dan siap bertanding dengan amunisi baru yang tidak lagi instan mengandalkan pembiayaan dari luar tapi modal yang di gali murni dari laba operasional.

Nah inti atau sasaran utama bisnis model kanvas sesungguhnya adalah value proposition (proposisi nilai). Kalo saya simpulkan adalah produk atau jasa yang unik yang berbeda dengan bisnis yang sejenis, yang sulit untuk ditiru atau dimodifikasi.

Di blok kanan kanvas model ada 4 blok juga. Berkaitan dengan siapa segmentasi dari bisnis alkes yaitu paramedic seperti dokter, bidan, perawat dan orang sakit usia 20-70 serta pedagang/reseller alkes. Dalam konteks value proposition, nilai apa yang ingin diberikan/jual ke masing2 segmentasi tersebut.

Proses penyampaian nilai dapat diwujudkan dengan sebuah pendekatan. Misalnya, ada tim khusus yang berkaitan customers relatif ship. Atau dengan cara menambah Channel/ cabang2 toko atau perwakilan di Pelosok daerah agar nilai yang ingin dituju dapat sampai di sasaran secara efektif. Itulah yang menjelaskan mengapa arus pendapatan terus bertambah (revenue stream).

Baik blok kanan atau pun blok kiri ada blok dibagian bawah yaitu Cost struktur dan revenue stream. Menjelaskan tentang pendapatan dikurangi biaya adalah hasil bisnis.

Secara singkat bisnis model kanvas dapat dijelaskan dengan satu kalimat: “CARA BANGUN BISNIS DENGAN MODAL KECIL DENGAN HASIL BESAR”.

*) Penulis adalah Mentor AMRI

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment