11 Nov BAGUS ADALAH MUSUHNYA HEBAT
Bagus adalah musuhnya hebat.
Dan, itulah salah satu alasan mengapa kita lihat betapa sedikit yang menjadi hebat.
Kita tidak punya sekolah yang hebat terutama karena kita hanya punya sekolah yang bagus. Kita tidak punya pemerintah yang hebat terutama kita hanya punya pemerintahan yang bagus.
Hanya sedikit orang yang mengalami kehidupan yang hebat, terutama karena demikian mudah untuk nyaman dengan hidup yang bagus.
Mayoritas perusahaan tidak pernah menjadi hebat persis karena mayoritas menjadi sekedar bagus—dan itulah masalah utama mereka.
Dikutip dari Hal-1 Buku Good To Great
Saya pertama kali membaca buku Good To Great karangan Jim Collins pada tahun 2012, saat toko saya berjumlah 40 cabang. Membaca kata-kata pembuka di halaman 1 di atas memberikan wawasan baru bagi saya, ternyata lawan untuk menjadi “hebat” itu adalah “bagus”.
Mayoritas pengusaha memulai bisnisnya dengan gigih dan semangat, namun di saat bisnisnya sudah berjalan dengan baik (bagus), semangatnya menjadi kendor karena rasa berpuas diri dan merasa sudah cukup.
Atau saat mengalami kebangkrutan banyak pengusaha yang berjuang sekuat tenaga untuk bisa bangkit, namun setelah bisa bangkit kembali pulih, daya juang mereka juga menurun. Inilah yang membuat perusahaan yang “hebat” itu hanya sedikit, karena rasa cepat berpuas diri.
Dengan 40 toko yang secara bisnis sudah “bagus” saya bertekad tidak akan berhenti, saya akan terus berjuang agar bisnis saya tidak hanya sekedar “bagus”, namun juga menjadi “hebat”. Alhamdulillah akhirnya saya terus dan terus membuka cabang sampai saat ini. Lalu berapa cabang toko agar bisnis saya menjadi hebat? Menurut saya angka 10 ribu sudah bolehlah dikatakan hebat. 

Mungkin ada juga yang memberikan alasan, orang yang terus mengembangkan bisnisnya yang sudah “bagus” agar menjadi “hebat” adalah orang yang tidak pernah puas. Menurut saya kembali semua nya terpulang pada diri setiap orang yang punya visi maupun sikap yang berbeda-beda. Bagi saya membesarkan bisnis adalah dengan niat agar bisa menyediakan lebih banyak lapangan kerja dan juga membantu mengangkat perekonomian umat.
Buku ini ditulis berdasarkan penelitian empiris selama 5 tahun terhadap perusahaan-perusahaan yang awalnya biasa namun tumbuh menjadi hebat karena mereka tidak berhenti untuk mengembangkan perusahaannya.
Buku ini tidak hanya melulu tentang bisnis namun bisa kita terapkan untuk organisasi nirlaba seperti sekolah, rumah ibadah dan lembaga sosial lainnya. Bahkan juga sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran bagaimana kita bisa mencapai keberhasilan secara kehidupan pribadi kita.
Apakah bagi Bang dan Non menarik jika kita melanjutkan membahas isi buku Good To Great ini? Jika menarik saya akan teruskan membahasnya lebih dalam, termasuk bagaimana cara saya menerapkan hasil temuan di buku ini terhadap bisnis saya. Bukan hanya kepada bisnis termasuk kepada organisasi-organisasi sosial yang saya ada di dalamnya.
Jika banyak yang berminat (komen) Insya Allah akan saya lanjutkan pembahasannya.
Salam
jari AMRI

Suhu wan
No Comments