Social Links
AMRI | BAGAIMANA CARA SAYA MEMBIMBING KELUARGA BESAR BERBISNIS? (Bagian-1)
17662
post-template-default,single,single-post,postid-17662,single-format-standard,vcwb,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-10.0,wpb-js-composer js-comp-ver-5.0.1,vc_responsive
 

BAGAIMANA CARA SAYA MEMBIMBING KELUARGA BESAR BERBISNIS? (Bagian-1)

Alhamdulillah hingga saat ini sudah cukup lumayan banyak adik-adik dan para ponakan baik dari keluarga saya maupun keluarga isteri yang menekuni bisnis ritel dan mengikuti jejak saya membuka toko. Saya bersyukur bisa membantu mendorong dan memberikan semangat pada mereka, yang tadinya karyawan sekarang hijrah menjadi pedagang, yang belum bekerja (baru lulus kuliah) juga sudah siap-siap mau terjun ke ritel.

Bagi yang sudah terjun saya tekankan lagi mereka harus terus belajar dan Alhamdulillah sama seperti toko saya, dari waktu ke waktu omsetnya harus selalu naik. Jika tidak naik siap-siap menerima kritikan tajam dari saya (tidak masalah karena mereka semua adalah adik dan ponakan saya ?, beda jika orang lain). Saat ini juga ada yang dalam proses belajar (magang pada toko keluarga yang lain), ada juga yang baru sekedar menyatakan minat untuk terjun ke ritel. Apa persyaratan yang saya berikan pada mereka untuk saya perbolehkan terjun ke dunia ritel?

PERTAMA adalah semangat, mereka harus menunjukkan semangat dan minat yang kuat untuk menekuni dunia ritel. Semangat yang saya maksudkan bukan hanya sebatas kata-kaya “Ya saya semangat om/bang Wan” ?, itu belum cukup, harus dipraktekkan dalam tindakan. Saya menyediakan sarana arisan keluarga besar setiap bulan di rumah saya sebagai ajang untuk menimbulkan minat pada mereka, belajar dan banyak bertanya.

Ada yang mengatakan mau belajar tetapi tidak pernah/jarang menyediakan waktu untuk datang ke arisan saya anggap itu cuma hiasan bibir saja ingin berbisnis. Kemudian jika dia serius maka saya mensyaratkan seleksi berikutnya dia harus mau “magang” dengan waktu relatif (kadang-kadang 6 bulan atau lebih, tergantung penguasaan mereka) di toko keluarga yang sudah berjalan. Magang dalam arti bukan sekedar belajar teori, mereka harus praktek dan bekerja seperti layaknya karyawan (bahkan lebih keras dari karywan).

Ada yang cuma 3 hari bertahan magang langsung menyerah dan pulang kampung, ya wassalam ?. Ada yang bisa bertahan 2 bulan baru menyerah sama juga wassalam lagi ?. Memulai toko apalagi dengan kecil-kecilan dan modal terbatas itu membutuhkan semangat yang luar biasa, kerja keras dan pantang menyerah (mereka umumnya sudah mendengar bagaimana saya selama 17 tahun jungkir balik membuat bisnis bisa seperti saat ini). Jika cuma magang minimal 6 bulan saja tidak mampu mereka jalankan bagaimana mereka akan sukses dalam berbisnis.

Lalu bagaimana bagi yang bukan keluarga saya atau istri saya dan ingin belajar ritel? ?
Memang saya tidak bisa memperlakukan sama persis seperti keluarga besar saya karena untuk belajar (magang) di toko keluarga yang sudah berjalan tentulah rumit jika bukan keluarga. Tetapi jangan berputus asa dulu banyak cara untuk belajar, bisa bekerja dulu di tempat lain (belajar yang dibayar), belajar dari saya dan peritel2 lain yang telah sukses di AMRI ini (inilah salah satu tujuan AMRI didirikan), baca seluruh materi yang pernah saya tulis tentang ritel (di web ada 400 artikel), tanya jawab di telegram AMRI UNIVERSITY, jika serius saya yakin baik yang belum memulai bisnis sama sekali atau yang sudah memulai tetapi tidak maju-maju….tetap punya kesempatan untuk berhasil seperti saya dan keluarga besar saya yang lain.

KEDUA, masalah keuangan, akan saya lanjutkan pada tulisan berikutnya.
Wan MH

DPP AMRI
dppamri@gmail.com
No Comments

Post A Comment